Mereka hidup di perairan-perairan dingin seperti di daerah kutub pada kedalaman hanya puluhan meter dan bisa tumbuh hingga ukuran 5 cm.
Mereka juga diketahui masih berkerabat dengan hewan laut transparan lainnya, kupu-kupu laut (sea butterfly) dan kedua jenis itu sering dianggap sebagai jenis yg sama (gua sendiri masih bingung, apa bedanya kupu-kupu laut ama bidadari laut…)
Masih belum banyak yg diketahui soal hewan ini. Hal yg sudah diketahui para ilmuwan di antaranya adalah hewan ini karnivora alias memakan daging. Makanannya bervariasi, namun umumnya mereka hidup dengan memakan zooplankton, baik secara aktif maupun pasif. Jenis lainnya hidup dengan memakan “saudara” mereka sendiri, kupu-kupu laut.
Untuk bertahan, mereka mengeluarkan semacam zat kimia khusus yg hingga kini masih dipelajari para ahli. Bidadari laut – layaknya invertebrata laut dingin lainnya – sangatlah rapuh; tubuh mereka akan hancur & terurai pada suhu di atas 10 derajat Celcius (walaupun ada jenis bidadari laut yg hidup di perairan lebih hangat namun populasinya jauh lebih jarang)
Hal yg agak mengejutkan soal hewan ini adalah, mereka digolongkan para ahli masih satu kerabat dengan siput (Gastropoda) walaupun penampilan mereka kelihatannya sama sekali berbeda. Dasar penggolongan mereka adalah mereka memiliki mulut dipenuhi gigi radula & sepasang tentakel kecil di kepalanya seperti yg dimiliki siput.
Dan seperti siput, mereka juga hermafrodit & bedanya dengan siput, mereka bisa melakukan pembuahan sendiri. Telur-telur yg sudah dibuahi kemudian dilapisi semacam gelatin sebagai pelindung sekaligus untuk menjaganya agar tetap mengapung. Kasarnya, mereka adalah jenis lain dari siput laut tak bercangkang
Para ahli belum tahu persis peran utama mereka dalam rantai makanan, namun mereka yakin hewan ini selain hidup sebagai filter feeder juga menjadi mangsa bagi hewan-hewan kutub lain seperti anjing laut dan penguin.
Ancaman terbesar justru (lagi-lagi) dari manusia, terutama oleh perusakan lingkungan. Tingkat keasaman laut yg semakin bertambah – terutama dari kapal-kapal penangkap ikan – mengancam populasi hewan ini. Plus, karena mereka sangat rapuh, suhu laut yg makin hangat akibat pemanasan global dikhawatirkan bisa memusnahkan keberadaan mereka di bumi. Berharap saja salah satu “harta karun” laut paling unik ini bisa tetap eksis.