Minggu, 28 November 2010

Yoghurt Tempe Mampu Perbaiki Kerusakan Hati



Tempe merupakan salah satu makanan yang banyak mengandung protein dan berbagai zat yang bermanfaat bagi kesehatan. Dan memiliki senyawa anti oksidan cukup tinggi. Namun, pengolahan tempe yang digoreng/direbus, ternyata menurunkan kadar kandungan antioksidan di dalamnya.

Agar senyawa itu tidak berkurang, tempe yang berbahan baku kedelai itu diolah menjadi yoghurt atau disebut 'Tempegurt'. Tempegurt ini hasil penelitian tiga mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Ketiga mahasiswa itu, adalah Rio Jati Kusuma, Rifka Kumala Dewi, dan Nuraini Wahyu Setyaningrum.


"Senyawa anti oksidan mampu menangkal radikal bebas dalam tubuh. Senyawa antioksidan tempe sekitar 60 persen. Namun, pengolahan dengan digoreng atau direbus yang terlalu lama bisa menurunkan kadar antioksidan dalam tempe," ungkap Rio Jati Kusuma kepada wartawan di FK UGM, Bulaksumur, Senin (27/9/2010).

Rio mengatakan, tempe yang diolah menjadi yoghurt mampu meningkatkan aktivitas antioksidan. Pengolahan ini juga bisa menimbulkan antioksidan baru, yaitu 3 hydroxiantralinic acid (3-haa) yang lebih kuat dari vitamin E dan Isoflavon. "Selain bisa menangkal radikal bebas, juga bisa bisa menurunkan tingkat kerusakan hati," katanya.

Menurutnya, ide pemanfaatan tempe menjadi yoghurt, berawal banyaknya kasus penyakit kerusakan hati. Salah satu penyebab kerusakan hati, akibat konsumsi parasetamol yang tidak terkontrol. Penggunaan parasetamol tanpa dosis tepat dan tidak terkontrol, bisa menimbulkan kerusakan akut jaringan hati.

Menurut rekan Rio, Rifka Kumala Dewi, membuat yoghurt tempe cukup mudah. Bahan yang digunakan untuk tempegurt terdiri 1 kg tempe, air 3 liter, gula pasir sebanyak 5 persen, susu skim (susu tanpa lemak) sebanyak 2 persen, dan starter yoghurt, yakni lactobacillus bulgaricus dan streptococous thermophilus masing-masing 2 persen.

Cara pembuatannya lanjut Rifka, pertama tempe dicuci dan direbus selama 10 menit. Selanjutnya, tempe diblender dan disaring untuk mendapatkan sari patinya. Lalu, sari pati dicampur gula dan susu skim dimasak, hingga mendidih dan didinginkan. Setelah dingin campuran tersebut diberikan bakteri yoghurt dan diinkubasi pada suhu 42 derajat celcius selama 8 jam.

"Dari 90 gram tempe bisa dihasilkan 600 mililiter yoghurt tempe yang bisa tahan sampai 1 minggu, jika disimpan dalam kulkas. Yoghurt yang dihasilkan memiliki karakteristik hampir serupa dengan yoghurt susu, tapi sedikit lebih encer. Rasanya pun agak lebih asam," tuturnya.

Sementara itu Nuraini Wahyu menambahkan, penelitian ini berawal dari program kreatifitas mahasiswa (PKM) untuk mengetahui efek yoghurt tempe terhadap jumlah SGPT (Serum Glutamic Pyruvate Transaminase), SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase), pada hati setelah diujicobakan pada tikus galur wistar. Keduanya merupakan enzim pada hati yang akan meningkat jumlahnya, apabila hati mengalami kerusakan.

Penelitian ini diujicobakan pada 24 tikus galur wistar yang berumur 2 bulan berat badan rata-rata 100-150 gram. 24 tikus itu dibagi menjadi empat kelompok, yaitu kelompok yang mendapat diet standar dan tempeghurt 2 gram, kelompok yang mendapat diet standar dan tempeghurt 4 gram, kelompok yang mendapat diet standar, dan tempeghurt 8 gram, dan kelompok yang hanya mendapat diet standar tanpa tempeghurt (kontrol negatif).

Setelah itu kata Nuraini, keempat kelompok diberi parasetamol secara oral untuk merusak hati. Dosis parasetamol yang diberikan sebanyak 2.000 mg/kg berat badan tikus. Perlakuan tersebut dilakukan selama tiga minggu.

Dari hasil percobaan tikus yang mendapatkan perlakuan diberi penambahan tempeghurt diketahui peningkatan jumlah enzim SGOT dan SGPT lebih rendah. "Tikus yang diberi tempeghurt diketahui enzim SGOT dan SGPT-nya bisa turun, hingga 50 persen. Bisa disimpulkan dengan tempeghurt bisa menurunkan tingkat kerusakan hati," kata Nuraini.


Wah, dalam hal ini kita patut berbangga tentunya dengan penelitian 3 mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta ini, karena penelitian mereka dapat memberi manfaat untuk kesehatan, dan bagaimana cara mengosumsi tempeghurt untuk memperbaiki kerusakan pada hati. Salut untuk ketiga anak bangsa Indonesia ini.

Related Posts:

  • Unik Sejata Tempur Rusia Dari Balon Persenjataan Mutakhir RUSIA.. Dari Balon Mereka tidak akan lebih baik dalam pertempuran. Bahkan, mereka tidak akan lebih baik dalam angin besar. Namun, meskipun penampilan mereka agak lucu, pesawat tempur dan tank karet in… Read More
  • 10 Majalah Paling Terkenal Di Dunia Majalah adalah penerbitan berkala yang berisi bermacam-macam artikel dalam subyek yang bervariasi. Majalah biasa diterbitkan mingguan, dwimingguan atau bulanan. Majalah biasanya memiliki artikel mengenai topik populer ya… Read More
  • [Video] Ini Dia Cycle Ball, Futsal Pakai Sepeda Para pemuda di Jepang Tokyo telah berhasil menggabungkan dua buah cabang olahraga antara sepeda dan futsal, olahraga yang tergolong cukup unik dan menarik. Oleh mereka olah raga ini dinamakan Cycle Ball. Berikut Videonya… Read More
  • (Video) Sekali Gocek, Tiga Pemain Lawan Jatuh & Bikin Gol Kemenangan Pemain Padova Aniello Cutolo tampil brilian saat timnya menghadapi Brescia di Seri B Liga Italia, Jumat (7/10). Pemain rekrutan baru berusia 28 tahun ini, dari rusuk kiri menggocek lawan dan langsung tiga pemain jatuh seke… Read More
  • Fakta Menarik Seputar Karakteristik Pria Pria dan wanita memang berbeda dalam banyak hal. Buku 'Women from Venus Men from Mars' mengidentikkan wanita dengan planet Venus yang sarat emosi, lebih perasa, dan banyak bicara. Sebaliknya, pria yang dilekatkan dengan Mar… Read More

0 komentar:

Posting Komentar