Selasa, 08 November 2011

Ditemukan Situs Diduga Peninggalan Abad 14

Peneliti dari Balai Arkeologi Kota Palembang, Sumatera Selatan, menemukan dua situs baru di Kota Raya Lembak dan Desa Gunung Kaya, Kecamatan Pajarbulan, Kabupaten Lahat, yang diperkirakan berumur 1.000 hingga 1.400 tahun.
Peneliti Balai Arkeologi Kota Palembang, Kristantina Indriastuti, di Lahat, Minggu (23/10/2011), mengatakan, penemuan baru di Desa Kota Raya Lembak berupa 28 artefak yang terdiri atas kampung megalit, tujuh bilik batu, empat lumpang batu, lesung batu, menhir atau batu tegak, dan 11 dolmen atau meja batu.
“Artefak tersebut diperkirakan berumur 1.400 tahun atau merupakan peninggalan abad ke-14,” katanya.
Menurut dia, di lokasi yang sama juga ditemukan empat titralit atau batu bersusun, pahatan orang naik gajah, fragmen gerabah, dan keramik asing.
“Penemuan di Desa Gunung Kaya, Kecamatan Pajarbulan, Kabupaten Lahat berupa tempayan kubur, hasil penelitian penanggalan menunjukkan benda itu telah berumur sekitar 1.000 tahun atau merupakan peninggalan abad ke-10,” ujar dia.
“Proses penentuan situs yang kami temukan dikenal dengan istilah dating atau penelitian umur suatu situs tempat ditemukan peninggalan arkeologi itu, dan dengan sampel arang yang dianalisis di laboraturium Badan Tenaga Aton Nasional Bandung,” ujar dia.
Ia menjelaskan, penelitian untuk menentukan umur situs atau temuan megalit itu menggunakan sampel arang dengan metode radio carbon dating, dengan dukungan dana penelitian dari Balai Arkeologi Palembang sendiri.
“Untuk menemukan beberapa situs baru pada kedua daerah tersebut dibutuhkan waktu sekitar satu minggu melalui penggalian,” kata dia.
Kristantina mengemukakan, selama ini cukup banyak hasil penemuan situs atau peninggalan megalitik di daerah Pasemah baik di wilayah Kabupaten Lahat maupun Kota Pagaralam.
“Bila dibandingkan dengan daerah lain, Lahat dan Pagaralam memiliki temuan situs paling banyak di dunia,” ujar dia.
Penemuan situs purbakala di daerah atau negara lain, kata Kristantina, hanya satu atau dua jenis, sedangkan pada kedua daerah tersebut mencapai puluhan jenis dan bentuknya.
Dia mencontohkan, penemuan itu gerabah, kubur batu, dolmen, menhir, meja batu, ranjang batu, goa batu, megalit dan masih banyak lainnya.
“Belum lagi penemuan dua goa batu, kursi batu, megalit trimurti, dan kampung megalit di Dusun Mingkik, Kelurahan Atungbungsu, Kecamatan Dempo Selatan baru-baru ini,” ujar dia.
Bupati Lahat Saifudin Aswari Rivai mengatakan pemerintah daerah akan menganggarkan dana untuk meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan berbagai peninggalan sejarah termasuk situs, arca, dan kuburan batu di daerahnya.
“Ribuan penemuan situs dan megalit di Lahat sebagian besar sudah masuk dalam pengawasan BP3 Jambi. Sementara Pemkab Lahat hanya memfasilitasi dalam proses pembebasan lahannya,” ujar dia.
Menurut dia, saat ini pemerintah daerah sudah melakukan berbagai program pembangunan untuk mendukung Lahat menjadi kawasan cagar budaya, termasuk menggalakkan promosi wisata sejarah. (berita8.com)