Selasa, 04 Oktober 2011

Bocah 11 Tahun Ubah Orientasi Seksual


Transeksual dan trangender sudah menjadi fenomena dalam kehidupan masyarakat sejak lama. Menyadarinya perubahan orientasi seksual ternyata bukan soal usia, seperti pengalaman bocah laki-laki ini.

Thomas Lobel, yang masih berusia 11 tahun, sudah bisa mengatakan bahwa dirinya seorang perempuan yang terperangkap dalam tubuh laki-laki. Tammy, sapaannya, bahkan sedang menjalani terapi hormon untuk menghentikan pertumbuhan hormon laki-laki menjelang masa pubertasnya, di Berkeley, California.

Tammy adalah anak yang diadopsi oleh dua ibu lesbian. Menurut kedua ibunya, mereka tidak pernah memaksa Tammy untuk menjadi seorang gadis. Meski demikian, mereka selalu menjadi tameng untuk dipersalahkan oleh keluarga dan lingkungan sosial.

Mereka mengatakan bahwa Tammy sudah menunjukkan tanda-tanda perubahan orientasi seksual ketika berusia tiga tahun. Saat sedang belajar berpidato, ia mengatakan, "Saya seorang perempuan."

Kedua orang tuannya, Pauline Moreno dan Debra Lobel, mengatakan bahwa anaknya mengalami depresi karena mengetahui dirinya terlahir sebagai laki-laki. Bahkan, ia sempat mengancam akan memotong penisnya.

Pasangan lesbi ini menikah pada 1990, memiliki dua anak dan cucu dari pernikahan mereka sebelumnya.

Tidak seperti kedua kakak laki-lakinya yang atletis, Thomas justru menyukai buku komik Wonder woman dan bermain boneka. Ia lebih memilih memakai aksesoris rambut dibandingkan topi baseball.

Ketika berusia tujuh tahun, setelah mengancam akan memotong penisnya, terapis dan psikiater mendiagnosa Tammy mengidap gangguan identitas gender. Setahun kemudian, orang tua mereka mengizinkan dirinya untuk mengambil langkah transisi menjadi seorang anak perempuan dengan membiarkan dia memilih pakaiannya sendiri dan memakai bra.

"Begitu kami membiarkan Tammy memakai gaun, kepribadiannya berubah dari seorang anak kesepian menjadi anak yang ceria," ujar Pauline pada CNN.

Tahun ini, Tammy mulai menjalani terapi hormon dengan mengonsumsi obat-obat untuk menghentikan pertumbuhan hormon prianya. Obat tersebut akan menunda perkembangan tubuhnya dari pertumbuhan bahu menjadi bidang, suara menjadi lebih berat, dan menghentikan pertumbuhan rambut-rambut pada tubuhnya.

Diagnosa ini sulit untuk diterima bagi kedua orang tuannya, tapi mereka bersikeras bahwa kondisi Tammy tak ada hubungannya dengan orientasi seksual mereka. "Banyak yang mengatakan bahwa kami yan mendorongnya melakukan hal ini. Kami adalah lesbian. Oh Anda ingin dia menjadi bagaian dalam gaya hidup kalian," ujarnya.

Tapi mereka bersikeras bahwa mengizinkan putranya menjadi seorang perempuan adalah keputusan yang sulit.

Mereka mengatakan bahwa terapi hormon akan memberikan ia waktu untuk mengetahu apakah ia benar-benar ingin menjadi perempuan atau kembali menjadi laki-laki.

Jika ia memilih untuk menghentikan terapi hormon, ia akan mengalami pubertas sebagai seorang laki-laki. Jia ia ingin meneruskan untuk menjadi seorang wanita ia dapat melanjutkan terapinya dengan mengonsumsi obat hormon wanita yang akan menaikkan nada suaranya, menumbuhkan payudaranya, dan mengembangkan karakteristik fisik wanita lainnya.