Senin, 17 Oktober 2011
Seorang Turis Dimakan Manusia Kanibal
By Muhammad Ibnu Fattah Oktober 17, 2011
Dimakan oleh kanibal. Bisa saja itu terjadi. Seorang penasihat bisnis, Stefan Ramin melakukan perjalanan ke pulau di Laut Selatan sampai sekarang belum ditemukan, yang ada hanya tulang belulangnya yang diduga miliknya bercampur dengan abu sisa pembakaran. Pemandu wisata dicurigai sebagai manusia kanibal yang memakannya.
Bulan lalu mereka ia jangkar di Nuku Hiva, terbesar dari pulau-pulau Marquesas, bagian dari wilayah negara Prancis, yang selama berabad-abad telah ditampilkan dalam banyak laporan tentang peristiwa kanibalisme.
Pacarnya, Heike Dorsch, 37, yang ikut serta dalam perjalanan itu mengatakan dia melihat Ramin berangkat dengan pemandu lokal, bernama Henri Haiti untuk berburu di hutan.
Tapi hanya pemandu tersebut yang kembali, katanya, dan sang pemandu mengatakan: "Ada kecelakaan. Dia membutuhkan bantuan."
Dorsch juga menyebutkan Haiti, pemandu lokal pernah merantainya ke pohon dan melakukan pelecehan seksual kepadanya.
Dorsch berhasil melarikan diri beberapa jam kemudian untuk meminta bantuan pejabat berwenang setempat mencari Ramin.
Pekan lalu, abu pembakaran ditemukan di sebuah lembah oleh 22 petugas polisi. Di tumpukan abu itu ditemukan tulang rahang gigi dan logam yang meleleh, diyakini sebagai tambalan gigi dan ada pakaian yang bertebaran.
Peneliti percaya ada tubuh manusia yang dipotong-potong dan dibakar. Walaupun analisis DNA Ramin dengan tulang belulang itu memakan waktu berminggu-minggu.
Sebuah surat kabar Jerman, Bild mengatakan bahwa Haiti adalah 'kanibal yang dicurigai'. Haiti diketahui menghilang dan sedang diburu oleh polisi.
Sementara itu dilaporkan, Dorsch tidak diketahui kepastiannya apakah masih di pulu itu atau telah kembali ke Jerman,
Selama ini cerita kanibal hanya ada didalam film. Dalam kehidupan modern saat ini, kanibalisme hampir tidak pernah terdengar. Diketahui, para Korowai Papua Nugini adalah salah satu suku terakhir yang masih hidup dengan memakan daging manusia sebagai praktik budaya.
Mereka berjumlah sekitar 3.000 orang, mereka tinggal di daerah sangat terpencil dan tidak diketahui keberadaannya oleh orang lain kecuali mereka sendiri sampai tahun 1970.